Tugas Analisa - Jahe Sebagai Obat Batuk pada Masyarakat Baduy dan Tabalong

Di Indonesia terdapat berbagai macam suku dan budaya. Dengan keberagaman budaya tersebut terdapat berbagai macam tradisi yang diwariskan turun temurun. Macam-macam tradisi yang diwariskan salah satunya adalah tradisi dalam ilmu pengobatan. Sebagai contoh tradis masyarakat Baduy. Masyarakat Baduy merupakan satu masyarakat sederhana yang kental dengan adat dan budayanya. Pedoman hidup dalam perilaku mempertahankan adat budaya mereka disebut pikukuh. Dalam kaitannya dengan budaya pengobatan penyakit, masyarakat Baduy memiliki warisan tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi. Sejak kecil sebagian dari mereka diajarkan oleh orang tua mereka yang memiliki pengetahuan memanfaatkan tanaman-tanaman tertentu di sekitarnya untuk mengobati berbagai penyakit. Dalam sebuah penelitian mengenai pengobatan tradisional berbasis tanaman, salah satu pengobatan tradisional yang dilakukan masyarakat Baduy adalah pengobatan batuk, untuk mengobati batuk masyarakat Baduy menggunakan beberapa pengobatan tradisional salah satunya menggunakan air saringan jahe parut / tumbuk. 1

Penelitian lain yang dilakukan di kabupaten Tabalong, propinsi Kalimantan Selatan, menunjukkan tradisi pengobatan yang sama yaitu menggunakan jahe untuk obat batuk. Dari jumlah sampel 120 responden diantaranya sebanyak 34,2 % menggunakan jahe untuk pengobatan. Masyarakat kabupaten Tabalong menggunakan jahe untuk obat batuk, luka bakar juga sebagai obat rematik. 2

Dengan berpedoman pada penelitian-penelitian diatas, timbul pertanyaan dari penulis, apa benar jahe bisa untuk mengobati batuk ?

Pada penelitian “International Journal of Pharma and Bio Sciences” mengemukakan bahwa jahe segar digunakan untuk penyakit-penyakit seperti; mual, asma, batuk, kolik, palpitasi jantung, bengkak, dispepsia, kehilangan nafsu makan, dan rematik. Salah satu panduan kesehatan pemerintah modern di India menunjukkan 1,2 sendok teh jus jahe dengan madu sebagai penekan batuk. Kepedasan jahe adalah karena gingerol (komponen kimia utama pada jahe segar / keton fenolik homolog), cairan berminyak yang terdiri dari fenol homolog. Hal ini terbentuk dalam tanaman dari fenilalanin, malonat dan hexanoate. Dalam rimpang jahe segar, gingerol diidentifikasi sebagai komponen aktif utama dan gingerol adalah konstituen yang paling melimpah di seri gingerol. Jahe segar mengandung 80,9% air, 2,3% protein, 0,9% lemak, 1,2% mineral, serat 2,4% dan 12,3% karbohidrat. Juga mengandung vitamin seperti thiamin, riboflavin, niacin dan vitamin C. Akar jahe dan ekstrak yang diperoleh, mengandung senyawa polifenol (gingerol dan turunannya), yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi.3
Didukung oleh penelitian lain bahwa Zanjabil / jahe (Zingiber officinalis) telah digunakan untuk physiochemical yang cukup luas, percobaan dan penyelidikan klinis. Penelitian eksperimental telah menunjukkan sebagai antioksidan, antibakteri, anti-batuk, anti-inflamasi, analgesik, androgenik, dll. Saat ini penelitian ilmiah tentang jahe telah membuktikan klaim sistem obat tradisional.4


Daftar Pustaka

1. Permana RCE. Masyarakat Baduy dan pengobatan tradisional berbasis tanaman 1. 2009;11(1):81-94.
2. Aprilina F. Profil Penggunaan Obat Tradisional pada Masyarakat di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan Tahun 2013. Fak Farm Univ Muhammadiyah Surakarta. 2013. doi:10.1017/CBO9781107415324.004.
3. Ghosh AK, Banerjee S, Mullick HI, Banerjee J. Zingiber officinale: A natural gold. Int J Pharma Bio Sci. 2011;2(1):283-294.
4. Azam R, Jabeen A, Alam T, Mushtaq S, Mohmad SH. Zanjabil (Zingiber Officinalis): a Review. J Pharm Sci Innov. 2014;3(4):278-282. doi:10.7897/2277-4572.034156.

0 Komentar untuk "Tugas Analisa - Jahe Sebagai Obat Batuk pada Masyarakat Baduy dan Tabalong"

Powered by Blogger.
Back To Top